SEMANGAT MEMBANGUN KOTA METRO MENJADI KOTA TANPA KUMUH

Senin, 11 Oktober 2021

RUMAH PRODUKSI OLAHAN TEMPE DAN GALERI KERIPIK PISANG DIBANGUN DI METRO

 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Metro kembali memperoleh dana bantuan Rp 1,2 miliar melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Lampung untuk kegiatan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) tahun anggaran 2021.

Dana Bantuan Pemerintah Untuk Masyarakat (BPM) Livelihood tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan Rumah Produksi Olahan Tempe di Kelurahan Ganjar Agung senilai Rp 500 juta dan Gedung Produksi serta Galeri Keripik Pisang di Kelurahan Yosomulyo senilai Rp 700 juta.

Fajar Imanuel Simanjorang selaku PPK PKP Provinsi Lampung menjelaskan, kegiatan pembangunan Rumah Produksi Tempe serta Rumah Produksi dan Galeri Keripik Pisang ini dilaksanakan oleh LKM dan KSM di masing-masing kelurahan.

Dalam pelaksanaannya, diawasi oleh Tim Korkot Kota Metro, Tim Teknis PKP, dan OC-4 Provinsi Lampung.

Dalam kesempatannya, Fajar menyampaikan bahwa pemilihan kegiatan tersebut dilandasi oleh potensi dari kelurahan itu sendiri yang nantinya infrastruktur yang dibangun diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, terlebih pada masa pandemi Covid-19, serta sekaligus memberdayakan masyarakat yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing.

Rumah Produksi Tempe dibangun untuk memfasilitasi dan meningkatkan usaha yang telah lama digeluti oleh sebagian besar warga di Kelurahan Ganjar Agung,  Kecamatan Metro Barat, yaitu usaha rumah tangga pengolahan kacang kedelai seperti tempe, tahu, dan kecambah. Khusus  pengolahan tempe, usaha ini sudah dirintis sejak tahun 2011 dengan cara berkelompok dalam wadah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mawar yang dipelopori oleh Dwi Ariyadi. Anggota KSM pengolahan tempe  tersebut melibatkan sekitar 30 warga di lingkungan RT 33-RW11.

Usaha ini sudah memiliki siklus produksi yang stabil setiap tahunnya. Pemasaran produk bukan hanya di Kota Metro, namun juga sudah masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Kekurangan dari usaha pengolahan tempe selama ini adalah belum memiliki gedung produksi dan peralatan yang masih konvensional, sehingga belum mampu memenuhi permintaan produk dalam jumlah besar.

Dwi Ariadi selaku KSM berharap, dengan terbangunnya Rumah Produksi Tempe ini, dapat meningkatkan produktivitas sejalan dengan meningkatnya perekonomian masyarakat setempat.

Selain dana pemerintah tersebut, dalam pelaksanaannya, kolaborasi terjalin dengan masyarakat. Kolaborasi tersebut mencakup pengadaan lahan, yaitu hibah lahan untuk pembangunan gedung produksi, pengadaan alat dan instalasi listrik dengan total swadaya masyarakat mencapai Rp 72 juta.

Untuk Kelurahan Yosomulyo, dengan kegiatan pembangunan Gedung Produksi serta Galeri Keripik Pisang berlatar belakang di mana banyak warganya yang memiliki usaha  rumahan pengolahan makanan, terutama aneka keripik.





0 komentar:

Posting Komentar